
Mengenal Sejarah Kubah Masjid
Masjid memiliki peran vital dalam perkembangan agama Islam pada zaman Rasulullah SAW, mulai dari tempat ibadah, pusat penyebaran agama, pusat syiar Islam, pusat pemerintahan, dan pusat merumuskan strategi perang. Namun siapapun yang mengetahui bangunan masjid tentu akan menyadari bahwa masjid adalah bangunan dengan kubah di atasnya, pertanyaannya adalah sejak kapan dan mengapa kubah itu ada di bangunan masjid? Mari kita simak pemaparan sejarahnya berikut ini.
Banyak umat Islam maupun non muslim yang meyakini bahwa kubah (dome) adalah warisan asli budaya Islam. Padahal itu adalah asumsi yang keliru, karena kubah bukan hanya digunakan pada bangunan masjid, tapi juga gedung-gedung ataupun rumah ibadah non muslim juga.
Seperti halnya menara dan mihrab, secara historis kubah masjid belum dikenal pada masa Rasulullah SAW. Arsitektur terkemuka, Prof K Cresswell dalam Early Muslim Architecture menyatakan bahwa pada desain awal masjid Madinah sama sekali belum mengenal kubah. Dalam rekonstruksi arsitekturnya, Cresswell menunjukkan betapa sederhananya masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW.
Arsitektur awal masjid Rasul berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Di sepanjang bagian dalam dinding tersebut dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya. Seiring berkembangnya teknologi arsitektur, maka kubah pun muncul sebagai penutup bangunan masjid. Kubah memang bukan berasal dan berakar dari arsitektur Islam. Itu karena memang ajaran Islam tidak membawa secara langsung tradisi budaya fisik atau Islam tidak mengajarkan secara konkrit tata bentuk arsitektur.
Apabila melihat sejarah kubah, ternyata kubah sudah dikenal manusia sejak 6000 tahun yang lalu oleh bangsa Mesopotamia, namun penggunaan kubah baru berkembang pesat di periode awal masa Kristen.
Melihat kemegahan gedung-gedung Kristen dan Romawi yang menggunakan kubah, maka tergugahlah para khalifah untuk membangun masjid dengan kubah yang indah dan megah. Saat khalifah Abdul Malik (685-688) berkuasa, dibangunlah Dome of the Rock yang lebih dikenal sebagai masjid Umar di Yerussalem.
Melihat kemegahan gedung-gedung Kristen dan Romawi yang menggunakan kubah, maka tergugahlah para khalifah untuk membangun masjid dengan kubah yang indah dan megah. Saat khalifah Abdul Malik (685-688) berkuasa, dibangunlah Dome of the Rock yang lebih dikenal sebagai masjid Umar di Yerussalem.
Gaya dan bentuk kubah semakin bervariasi ketika Islam berinteraksi dengan kebudayaan-kebudayaan lain, maka tidak heran ketika kita mengunjungi masjid di negara lain maka menemui bentuk kubah yang khas karena arsitek-arsitek muslim tidak segan untuk mengakulturasi gaya arsitektur masyarakat setempat seperti di wilayah Afrika utara seperti Maroko dan Tunisia, bentuk kubah masjidnya berbentuk bulat rendah. Sedangkan di mesir kubahnya berbentuk setengah oval, silinder (ustuwani) serta kerucut (makhrut). Di Indonesia bentuk kubah masjid juga beragam, ada yang berbentuk bulat, ada yang berbentuk joglo seperti masjid-masjid di Jawa, ada pula masjid berbentuk tanduk kerbau di Sumatera barat, bahkan ada kubah yang dilapisi emas 24 karat seperti di Masjid Dian Al-Mahri.
Menurut pakar arsitektur bangunan, Jeffery O Hill, bangunan yang memiliki kubah diatasnya lebih baik dalam sirkulasi udaranya, hal ini mungkin yang menyebabkan sebagian besar masjid berhawa sejuk.
Lambang bulan sabit diatas kubah masjid juga mengandung nilai sejarah, yaitu ketika Muhammad Al Fatih mengambil alih kota Konstantinopel dari kekaisaran Bizantium. Yaitu ketika Muhammad Al Fatih mengonversi tempat ibadah yang ada, dengan menambahkan ornamen bulan sabit (yang merupakan lambang kekhalifahan Turki Utsmani) di kubahnya sebagai penanda bahwa tempat ibadah tersebut telah dikuasai oleh umat Islam dan beralih fungsi menjadi sebuah masjid.
Lambang bulan sabit diatas kubah masjid juga mengandung nilai sejarah, yaitu ketika Muhammad Al Fatih mengambil alih kota Konstantinopel dari kekaisaran Bizantium. Yaitu ketika Muhammad Al Fatih mengonversi tempat ibadah yang ada, dengan menambahkan ornamen bulan sabit (yang merupakan lambang kekhalifahan Turki Utsmani) di kubahnya sebagai penanda bahwa tempat ibadah tersebut telah dikuasai oleh umat Islam dan beralih fungsi menjadi sebuah masjid.
Komentar
Posting Komentar